Menjelang datangnya musim ibadah haji 2018 ditandai dengan beberapa bandara di Indonesia yang berstatus sebagai embarkasi mulai dipenuhi tamu Allah SWT yang mengantri untuk diterbangkan dalam suatu kelompok terbang (kloter).
Gambar: Masjid Raya Baiturrahman - Aceh |
Indonesia saat ini boleh berbangga dan merasa praktis saat melakukan perjalanan ke Mekkah ataupun Madinah hanya dalam hitungan jam dengan pesawat terbang. Puluhan tahun yang lalu, saat harga tiket pesawat sangat mahal tidak sedikit jamaah haji yang memilih perjalanan laut untuk sampai ke Arab Saudi. Mereka yang menggunakan jalur ini harus memakan waktu yang lebih panjang dalam perjalanan dan harus singgah di Sabang, Aceh.
Tempat tersebut bernama Karantina Haji Pulau Rubiah, yang masuk dalam gugusan Kepulauan Sabang, Provinsi Aceh, Tempat ini sudah didirikan lama sejak masa kolonial Hindia Belanda pada 1920-an. Adapun Pulau Sabang sendiri yang merupakan pulau gugusan utama merupakan pelabuhan bebas dan menjadi tempat transit kapal-kapal asing yang lebih dikenal saat itu daripada Tumasik (Singapura).
Gambar: sebelum berangkat ke Mekkah |
Bisa dibilang di Pulau Rubiah inilah karantina haji pertama di seluruh Indonesia. Seperti diketahui pemerintah Hindia-Belanda menjadikan penyelenggaran haji sebagai ladang bisnis yang potensial, terutama dari pembelian tiket kapal, fasilitasi hotel, perlengkapan haji, makanan, dan sebagainya. Selain itu pemerintah kolonial juga mendirikan badan khusus yang mengurusi haji dan fasilitas penunjang lainnya, salah satunya adalah karantina haji di Pulau Rubiah, Sabang.
Pelabuhan Terakhir Sebelum ke Mekkah
Karantina haji ini sengaja didirikan sebagai pelabuhan terakhir sebelum sepenuhnya berlayar lepas diluar wilayah perairan Indonesia. Di sana para jamaah haji akan kembali diperiksa perbekalan, administrasi, dan terutama soal kesehatan. Begitu pula saat jemaah haji ini selesai melaksanakan ibadahnya, sebelum memasuki perairan Indonesia mereka akan kembali disinggahkan di Karantina Haji Pulau Rubiah.
Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan untuk memastikan para jamaah tersebut tidak membawa penyakit apapun selepas dari Arab yang bisa menjadi endemik dan ancaman di tanah air.
Dari sinilah muncul istilah Serambi Mekkah yang kini merujuk pada Aceh secara keseluruhan. Ibaratnya Mekkah adalah sebuah rumah, maka dengan menyinggahi Rubiah-Sabang setidaknya para jamaah haji sudah sampai di sisi serambinya.
Artikel ini juga terbit pada senandika.web.id dengan judul Asal Usul Istilah Serambi Mekkah.
0 Komentar
Komentar Anda??